BUKAN CINTA YANG HALAL UNTUKKU
Suara
merdu Brunno Mars yang lagi nyanyiin
lagu terbarunya dengan judul Marry You
langsung kedengeran waktu aku nyalain radio bututku. Biarpun butut tapi radio
ini setia banget nemenin aku.Kenalin, aku Viey, anak SMK jurusan Analis
Kesehatan yang baru aja naik ke kelas 3. Sekolahku punya schedule pembelajaran padet
banget. Bayangin aja aku sekolah mulai dari jam 08.00-17.15.
Kadang
aku ngerasa penat banget sama kegiatan
aku. Kalau udah gitu, paling aku cuma bisa bilang sama diri aku, inget kata Mas
Bondan TETAP SEMANGAT Viey! Inget juga kata pepatah, DO YOUR BEST AND YOU CAN
GET THE BEST.
Kalimat-kalimat
itu jadi jampi-jampi buat aku biar bisa ngilangin rasa jenuh yang aku rasain.
Sore
ini, kayak biasanya, aku pulang jam 17.15. Nyampe di rumah sekitar pukul 17.35
,segera aku nyiapin keperluanku buat sekolah besok, and bersiap buat berangkat
ke masjid buat ngaji. Acara di mulai dari jam 20.00-22.00, dengan kajian tadarus
Al-Qur’an dan ceramah.
“Cukup
sekian, Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaaatuh.” Aku berjalan pulang
dengan sisa tenaga yang aku punya.
Sesampainya di kamar, aku buka HP, mungkin aja ada pesan
atau panggilan yang masuk,, karena dari tadi HP aku tinggal di rumah. Alhasil,
bener dugaan aku. Aku dapet sms dari Kak Rendy.
Rendy
Arya Juhari, 18 th, baru aja lulus dari SMA. Sekarang dia kerja disebuah Mall di
Kota Samarinda, dan juga kerja buat beberapa majalah. Karna aku juga baru kenal
sama dia, so aku juga belum tau banyak soal Kak Rendy.
Hampir
tiap hari aku sms.an sama Kak Rendy. Ada
rasa seneng yang berlebih waktu aku dapet sms dari Kak Rendy, tapi ada juga
rasa takut, takut untuk mengulang rasa sakit yang pernah aku rasain.
Di kelas 3 ini, kesibukanku bertambah,
tapi tetep dong, aku gag pernah absent buat kontak Kak Rendy, disela-sela waktu
luangku.
“Anak-anak, perpisahan kelas 3 tahun
ini akan di adakan di Gedung Diamond. Untuk persiapan wisudanya, silahkan
menunggu informasi lebih lanjut. Baik, cukup sekian, selamat siang.”
“Siang Pak!” (jawab murid-murid
serentak). Aneh pikirku, perpiasahan sebelumnya hanya diadakan di sekolah. Tapi
ya sudahlah.
Now,
it’s time. Semua murid kelas tiga, semua guru dan orang tua ngumpul di Gedung
Diamod. Acarapun berlangsung dengan lancar. Diakhir acara, aku dipanggil buat naik
ke atas panggung.
Dengan
langkah sedikit ragu, aku naik ke panggung., lalu muncul seorang pria berjalan
menuju ke arahku didampingi oleh Bu Kepsek. Dengan tersenyum,pria itu menjabat
tanganku sambil berkata, “Viey Lephiari Pramesti, selamat kamu meraih peringkat
pertama parallel dan kamu berhak atas beasiswa kuliah S1 Analis Kesehatan di
Bandung.” Sontak mulutku menganga, Ya
Tuhan terimakasih,, semua Kuasa-Mu, benar-benar di luar akal manusia. “ O
ya satu lagi jika orang tuamu berkenan, kami memiliki lowongan pekerjaan disalah
satu RS relasi kami di Bandung.
Namun mengharuskan para pekerjanya untuk tinggal di asrama, kami harap kamu
bisa bergabung dengan kami.” Denger semua penuturan bapak tadi, aku gag
percaya, dan mikir kalau itu cuma mimpi, namun ku segera terbangun dan
menjawab,”Ya, saya bersedia.”
Setelah
lulus SMK ini, aku pengen bisa hidup mandiri, and my dream come true, aku
dapetin kuliah gratis, juga pekerjaan layak
Sesampainya
di rumah, aku beresin barang-barangku, pihak kampus bilang mau jemput aku
seminggu lagi. Capek bees-beres, aku duduk di teras depan kamarku. Aku inget
Kak Rendy, aku belum ngasih tau dia berita ini. Aku ambil HP, ku telfon dia
tapi, gag kayak biasanya, dia justru matiin telfon.
Jumat,
30 Juli 2011, aku berangkat ke Bandung.
Aku pergi naik kereta. Asrama di sini lebih mirip perumahan. Tiap orang dapet
satu hunian yang udah komplit isinya. Aku nempatin hunian.tepat di depan sebuah
taman, aku beruntung banget bisa dapet hunian senyaman ini. Selesai nikmatin
keadaan sekitar,aku menuju ke balai bersama penghuni baru yang lain buat dapet
pengarahan kerja.Baru dua minggu di sini aku udah kangen banget sama rumah, Tapi
aku gag bisa bolak balik. Lebih baik aku pulang ke Solo 3 atau 4 bulan sekali,
atau paling gag kalau ada hari libur untuk berhemat.
Kesibukan
aku kerja di sini bikin komunikasi aku sama Kak Rendy sedikit berkurang. Tapi
entah kenapa, setiap aku lagi sendiri, aku justru keinget sama Kak Rendy. Akhir-akhir
ini, Kak Rendy susah banget dihubungin. Smsku gag pernah dibales, aku telfonpun
gag pernah diangkat. Kabar terakhir yang aku liat di status FB nya, katanya dia
mau ke Solo lebaran tahun ini. Aku memutuskan buat lebaran di Solo juga tahun
ini, karena tahun-tahun sebelumnya, aku lebaran di rumah eyangku, jadi aku gag
pulang ke Solo.
Ketika
aku pulang ke Solo, ternyata, Kak Rendy udah di rumahku. Aku seneng banget
karna akhirnya aku bisa ketemu sama dia. Kak Rendy bercerita banyak hal ke aku,
setelah itu dia memperlihatkan foto seseorang. Melihat foto itu dan
penuturannya tentang siapa orang yang ada difoto itu, bikin aku shock. Tanpa
pikir panjang, aku langsung pergi, aku berpamitan kepada orang tuaku, dan aku
memberikan alasan bahwa aku mendapat panggilan mendadak. Sejak saat itu aku gag
pernah pulang ke Solo bahkan hanya untuk lebaran. Aku tau kalau apa yang aku
rasain salah, tapi aku juga gag bisa pungkiri kalau perasaan itu memang ada,
“Ya, aku emang suka Kak Rendy, tapi aku gag boleh ngebiarin ini terus
berlanjut. Walaupun sakit, aku harus tetep bisa nerima kenyataan.”
Setiba
di Bandung, kucoba buat lupain kejadian di Solo. Aku coba buat tetap bersikap
normal seperti biasa, dan coba buat ngubur dalam-dalam semua tentang Kak Rendy.
Meski sulit tapi aku berhasil melupakannys, sekarang aku sudah menjadi seseorang
yang sukses, aku sudah menjadi seorang kepala lab, aku pun dapet beasiswa S2 di
Callifornia, dan akhirnya aku bisa mendirikan lab milikku sendiri. Karna sudah
lama aku gag pulang, lebaran kali ini akan aku gunakan untuk menebus lebaran
yang aku gagalin dulu. Lebaran tahun ini mungkin sedikit berbeda dari
sebelumnya.
“Pagi
adekq cyang, dh smpai mana nih? Kngn
nih, lama gag ktmu, cpt.an y kesininya”. Aku tersenyum baca sms dari Kak Rendy.
Tahun ini semua keluargaku ngumpul di Solo, begitu juga dengan Kak Rendy. Dia
sudah menikah dengan seorang gadis Kalimantan yang dahulu fotonya pernah diliatin
ke aku, akupun relah mendapatkan cinta yang halal untukku,dia orang Bandung. Aku sadar,
perasaanaku itu gag pantes aku kasih ke Kak Rendy, kakakku sendiri.